PADANG, - Kegiatan Pesantren Ramadhan untuk siswa SD dan SMP di Kota Padang dibuka oleh Wali Kota (Wako) Padang Hendri Septa, turut dihadiri Ustadz Abdul Somad (UAS) di Masjid Nurul Iman, Kota Padang, Senin (28/3/2022).
Menurut Wako Padang, kegiatan pesantren Ramadhan kali ini merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Kota (Pemko) Padang dengan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB), yang dalam kesempatan tersebut diwakili rektor Martin Kustati.
"Kita sudah kerja sama dengan UIN IB, dituangkan dalam MoU, sebagai upaya meningkatkan kualitas pesantren ramadhan, " sebutnya.
Hendri Septa, kegiatan pesantren Ramadhan tahun ini merupakan yang ke-18 kali diadakan di Padang.
"Kali ini pesantren ramadhan yang ke-18 di Kota Padang. Kita hanya berhenti sekali, 2020, pandemi tidak bisa kita hindari, " imbuh Hendri.
Dengen demikian, Hendri mengingatkan warga Padang untuk terus patuh protokol kesehatan agar lebih banyak lagi kegiatan yang bisa terlaksana.
"Tolong laksanakan protokol kesehatan ini dengan sebaik baiknya. Supaya kita bisa lebih banyak ikut kegiatan. Insha Allah, 2022 tahun kebangkitan, " sebutnya.
Ia menambahkan, pengadaan pesantren Ramadhan merupakan bentuk pengembangan pendidikan sebagai prioritas dalam visi misi Kota Padang
"Hari ini Senin 28/3/2022, mencanangkan secara resmi pesantren ramadhan Kota Padang bagi siswa SD dan SMP se-Kota Padang, juga program wajib hafal Juz Amma bagi siswa SD dan SMP se-Kota Padang, " lugasnya.
Peresmian itu ditandai dengan pemukulan gandang tambua oleh UAS dan wako
Setelah peresmian, UAS memberi tausiyah kepada jemaah di Masjid Nurul iman.
Dalam tausiyah-nya, UAS mengapresiasi langkah pengadaan pesantren Ramadhan sebagai bentuk kolaborasi wali murid dan sekolah dalam mendidik siswa.
Ia mengingatkan, tanggung jawab Wali Kota dalam mendukung pendidikan warganya akan ditanyakan di akhirat.
"Seandainya Allah bertanya, apa yang dilakukan untuk menyelamatkan anak di bulan ramadhan. Sudah diadakan pesantren ramadhan dari subuh sampai maghrib. Bagaimana setelah maghrib? Maka tanggung jawab orang tua-nya, " tutur dai asal Riau itu.
Dengan demikian, ia juga mengingatkan betapa pentingnya menghargai pendidik, baik di sekolah maupun pesantren.
"Mestinya orang tua datang ke sekolah, mencium tangan guru guru, karena telah menyelamatkan anak anak kita. Sebab kalau ingin membentuk bambu, bentuklah dari rebung, " ujar UAS.(*)